PENGENDALIAN HAMA PENGGEREK BATANG PADI KUNING DENGAN PEMANFAATAN FEROMON

Hama dan Penyakit
Penggerek Batang Padi Kuning Banner

Tanaman padi merupakan salah satu tanaman pangan utama di dunia, namun sering kali rentan terhadap serangan hama yang dapat menyebabkan kerugian besar bagi para petani. Salah satu hama yang sering dialami oleh petani padi adalah Penggerek Batang Padi Kuning, yuk simak lebih lanjut pada artikel ini.

 

Identifikasi penggerek batang padi kuning 

Penggerek Batang Padi Kuning (Scirpophaga incertulas) menyerang fase vegetatif padi yang disebut sundep, dengan gejala pucuk padi menjadi mati karena titik tumbuh telah dimakan oleh larva. Pada fase generatif, serangan disebut beluk, ditandai dengan hampanya malai putus akibat gerekan larva. Padi yang terkena serangan ini dapat diidentifikasi dengan beberapa ciri khusus seperti kehadiran larva atau pupa di dalam batang yang terinfeksi dan adanya serbuk kayu di pangkal batang.

 

Kerusakan yang disebabkan

Penggerek Batang Padi Kuning dapat menyebabkan kerusakan serius dan kerugian ekonomi besar untuk petani padi. Penggerek Batang Padi Kuning menyerang jaringan dalam batang padi yang bertugas mengangkut air dan nutrisi dari tanah, hal ini dapat menyebabkan rebahnya tanaman padi dan menurunkan lebih dari 70% produktivitas dengan berkurangnya jumlah malai dan butir padi yang dihasilkan.

 

Cara pengendalian:

  • Penggunaan Insektisida dengan pemanfaatan feromon

Pengendalian hama menggunakan insektisida pelindung tanaman harus efektif dan direkomendasikan untuk tanaman padi. Pemanfaatan feromon merupakan langkah inovatif dalam menjaga kelestarian lingkungan dan kesehatan tanaman padi. Feromon adalah senyawa kimia alami yang dihasilkan oleh hewan untuk berkomunikasi, terutama dalam konteks reproduksi. Dalam hal ini, penggunaan feromon pada produk insektisida seperti NelviumTM AL mengubah perilaku perkawinan hama penggerek batang padi kuning, mengganggu sistem reproduksinya tanpa merusak ekosistem sekitarnya.

NelviumTM AL

Pelajari Lebih Lanjut

NelviumTM AL adalah salah satu contoh terbaru dari produk insektisida yang memanfaatkan feromon sebagai bahan aktifnya. Feromon yang terkandung dalam NelviumTM AL bekerja dengan cara mengelabui serangga jantan mengidentifikasi feromon yang dilepaskan oleh betina. Teknologi ini, dikenal sebagai "mating disruption", secara efektif mengurangi kemampuan hama Penggerek Batang Padi Kuning untuk berkembang biak tanpa meninggalkan residu kimia yang berbahaya bagi lingkungan. Dengan demikian, penggunaan NelviumTM AL dapat meminimalkan risiko resistensi hama terhadap insektisida.

 

Syngenta dan Provivi Luncurkan Nelvium™ Untuk Kendalikan Hama Padi

 

  • Pengendalian Hayati

Menjaga keseimbangan ekosistem musuh alami dari hama penting dilakukan untuk menekan populasi hama di lingkungan. Tawon kecil (Trichogramma japonicum) merupakan salah satu parasitoid telur yang menjadi musuh alami penggerek batang padi dan dapat menjadi alternative yang ramah lingkungan.

 

  • Pengamatan Rutin

Pengamatan yang dilakukan secara langsung dan rutin dapat membantu meminimalisir terjadinya serangan hama dan juga penyakit. pengamatan secara rutin dapat membantu mengetahui lebih awal populasi hama atau gejala penyakit pada tanaman padi sehingga bisa langsung dilakukan pengendalian sedini mungkin sebelum terlambat.

 

  • Pengaturan Pola Tanam

Waktu tanam yang tepat merupakan cara yang efektif untuk menghindari serangan penggerek batang padi kuning. Hindari penanaman padi pada bulan-bulan Desember – Januari, karena suhu, kelembaban dan curah hujan pada saat itu sangat cocok untuk perkembangan hama penggerek batang kuning, kemudian disarankan untuk melakukan serempak agar menghindari sumber makanan bagi hama penggerek batang padi. 

 

Kesimpulan

Penggerek Batang Padi Kuning menyebabkan kerusakan serius pada tanaman padi dan kerugian ekonomi bagi petani. Identifikasi tepat dan metode pengendalian yang efektif, seperti penggunaan feromon dalam insektisida dapat mengurangi dampak hama ini tanpa merusak lingkungan, menjaga produktivitas padi dan kelestarian ekosistem. Sehingga petani dapat menjaga produktivitas padi secara optimal.