Seminar Nasional Bioteknologi, bekerja sama dengan Universitas Jember (UNEJ)
Salah satu penerapan bioteknologi dalam bidang pertanian adalah penggunaan teknologi rekayasa genetika yang dapat memperbaiki karakter tanaman sehingga menghasilkan benih unggul dengan karakter yang diharapkan. Melihat manfaat bioteknologi tersebut, melalui penelitian panjang Syngenta berhasil memproduksi benih jagung bioteknologi.
Benih jagung bioteknologi itu pertama kali diperkenalkan di Pekan Nasional (PENAS) Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) yang diadakan di Padang pada Juni lalu. Setelah itu, Syngenta terus berupaya untuk mengomunikasikan mengenai pentingnya bioteknologi kepada masyarakat luas dan petani.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengadakan Seminar Nasional Bioteknologi yang bekerja sama dengan Universitas Jember (UNEJ). Seminar ini dilakukan di auditorium UNEJ dengan tema Adopsi Bioteknologi untuk Akselerasi Ketahanan Pangan pada 12 September 2023.
Acara diawali dengan pengukuhan kerjasama antara Syngenta dan UNEJ dalam bentuk Perjanjian Kerjasama (Memorandum of Understanding/MoU) di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat serta beberapa perjanjian kerjasama lainnya.
Para ahli di bidang bioteknologi seperti Prof. Bambang Prasetya sebagai Ketua Komisi Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetika, Prof. Antonius Suwanto Guru Besar FMIPA IPB dan anggota Tim Teknis Keamanan Hayati Bidang Lingkungan, Prof. Bambang Sugiharto Guru Besar FMIPA Universitas Jember, Imam Sujono Marketing Head Seed Syngenta Indonesia, Nani Tri Ismadi Kepala Puslit Sukosari PTPN XI, serta Sumrambah Ketua KTNA Jawa Timur menjadi narasumber di acara tersebut.
Pada 13 September 2023 acara dilanjutkan dengan Workshop dan Pameran (Expo) yang dilaksanakan di lahan Agrotechnopark, Jubung, Universitas Jember. Di sini Syngenta kembali memperkenalkan jagung bioteknologi dengan keunggulan ganda pertama di Indonesia yaitu toleran terhadap herbisida glifosat dan tahan terhadap hama penggerek batang.
Pada kesempatan ini Syngenta juga melakukan panen bersama dengan Rektor UNEJ, Kementerian Pertanian, dan KTNA.
Kontributor cerita: Retha Dotulong (Seed Business Sustainability Manager)