Teknologi blockbuster terbaru kendalikan ulat penggerek batang

Cerita Lapang

Salah satu faktor yang menyebabkan hasil kualitas dan kuantitas panen padi menurun adalah adanya serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) seperti penggerek batang padi kuning yang banyak menyerang di Jawa, Sumatera, dan Sulawesi. Hama penggerek batang padi kuning ini dapat mengakibatkan kehilangan hasil 30% hingga 95%.

Petani membutuhkan bantuan teknologi tepat yang efektif dan efisien untuk mengendalikan hama penggerek batang padi kuning ini. Untuk menjawab tantangan petani tersebut, pada November lalu Syngenta memperkenalkan teknologi perlindungan tanaman terbaru yang menggunakan teknologi Plinazolin melalui acara peluncuran yang bertempat di Pusat Riset dan Pengembangan Syngenta di Cikampek, Jawa Barat.

Teknologi ini bekerja secara kontak dan lambung yang berarti efektif memberikan perlindungan saat bagian tanaman yang diberi aplikasi bersentuhan dengan atau dimakan oleh hama. Teknologi ini juga terbukti aman bagi tanah dan mampu memutus resistensi hama. Keunggulan lain dari Plinazolin adalah sifatnya yang aman bagi pengguna, dan tahan cuaca (hujan dan panas).

Sekitar 1,500 petani padi dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Selatan, Lampung, dan Sulawesi Tengah diundang secara langsung menghadiri acara peluncuran teknologi ini agar mendapat penjelasan lengkap mengenai keunggulan dan manfaatnya.

Selain petani, hadir pula Ketua Tim Teknis Komisi Pestisida Kementerian Pertanian, perwakilan dari Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT), Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP), perwakilan dari Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PPVTPP), Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karawang beserta staf, Ketua Tim Kerja Pelayanan Perizinan 1, dan perwakilan dari pemerintah desa setempat.

Hadirnya teknologi ini diharapkan dapat membantu petani dalam mengendalikan hama penggerek batang padi kuning sehingga produksi padi meningkat demi memenuhi kebutuhan pangan nasional secara mandiri.

1st_photo.png
2nd_photo.png
3rd_photo.png
4th_photo.png
5th_photo.png
6th_photo.png

 

7th_photo.png